Desa Jatimulyo adalah salah satu hotspot keanekaragaman hayati, geodiversitas dan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal itu terungkap setelah adanya berbagai penelitian dan identifikasi potensi di wilayah ini. Banyak pihak yang telah berkontribusi dalam proses pengidentifikasian potensi desa, baik dari kalangan akademisi, lembaga penelitian, komunitas enthusiast, maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM). Dari segenap hasil identifikasi tersebut mengindikasikan bahwa Desa Jatimulyo memiliki keunggulan baik dalam potensi alam, fungsi ekologis dan hidrologis, serta keragaman budayanya.
Sebagian besar potensi desa merupakan daya tarik wisata, yang dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat, sekaligus memberikan kontribusi kepada pengembangan kepariwisataan di DIY. Dalam merumuskan potensi desa, digunakan konsep segitiga emas, yang terdiri dari keunikan alam, fenomena alam, dan budaya. Konsep ini dipilih karena merupakan dasar dalam merumuskan kepariwisataan modern yang menonjolkan aspek keberlanjutan. Pariwisata dewasa ini telah menjelma menjadi salah satu pengejawantahan konsep pembangunan berkelanjutan, sustainable tourism is the extension of sustainable development.
Beberapa tempat wisata yang muncul diantaranya adalah Kedung Pedut, Air Terjun Kembangsoka, Ekowisata Sungai Mudal, tempat wisata yang berbasis aliran sungai ini muncul sejak 5 tahun terakhir, menjadi alternatif tempat wisata baru di kawasan menoreh. Menjadi wisata alternatif pendukung obyek wisata Gua Kiskendo yang sudah lebih dahulu ada. dengan adanya wisata baru keberadaan obyek wisata Gua Kiskendo juga menjadi bangkit, dari yang semula terabaikan kini menjadi aktif kembali. Salah satunya dengan digelarnya pertunjukan Sendratari kolosal Sugriwa Subali yang mana mengangkat cerita legenda tentang terbentuknya goa kiskendo itu sendiri.
Wisata di jatimulyo juga tidak selalu tentang tempat wisata. Desa Wisata Jatimulyo mengemas kegiatan berwisata dengan banyak hal, diantaranya ialah wisata edukasi, wisata budaya, dan wisata kuliner. Salah satu contoh Desa wisata membuat paket wisata dengan rentang waktu 2 hari 1 Malam. Dalam paket tersebut wisatawan akan secara otomatis bermukim selama 1 malam di Jatimulyo, dengan waktu yang relatif panjang wisatawan akan diajak untuk merasakan kehidupan di desa, dari segi tempat tinggal, makanan, dan kegiatan sehari – hari. Wisata edukasi juga dikemas dan ditawarkan kepada wisatawan untuk yang ingin belajar beberapa kegiatan seperti ; edukasi pembuatan gula jawa, edukasi ternak kambing PE, edukasi pengolahan kopi, madu klanceng dan masih banyak lagi.
Bagi wisatawan yang menyukai petualangan, di Desa Wisata jatimulyo juga mempunyai paket wisata yang diberi nama pengamatan burung. wisatawan akan diajak masuk kedalam hutan rakyat untuk melihat dan memotret perilaku burung yang ada di Jatimulyo. Isu lingkungan hiduo melalui program adopsi sarang burung juga menjadi paket wisata yang digemari oleh pecinta lingkungan hidup dan fotografer alam. Sekali mendayung dua tiga pulau terlewati, begitu mungkin pepatah yang tepat untuk menggambarkan paket wisata ini. Dari segi ekonomi masyarakat diuntungkan dengan datangnya wisatawan untuk mengamati burung, warung makan, homestay, warung kopi menjadi laris dengan kegiatan ini. Disisi lain pelestarian alam dengan sendirinya akan terbentuk, burung yang dulunya diburu hanya untuk sekedar dijual di pasar, kini akan dibiarkan hidup secara alami di habitatnya. Perlu diketahui bahwa burung juga merupakan bagian dari sehatnya ekosistem yang ada, bila burung masih banyak maka penyerbukan bunga dan tumbuhan akan lebih mudah, serta hama yang menyerang tumbuhan juga akan berkurang dengan dimakan oleh burung itu sendiri.
Tertarik untuk berwisata ke Desa Wisata Jatimulyo ?